Download in here
Saudara-saudara, pemuda dan pemudi,
saya menghendaki jikalau engkau benar-benar patriot komplet,
cintailah tanah airmu, bekerjalah agar supaja tanah airmu itu menjadi besar di bidang politik,
tetapi bekerjalah juga untuk cita-cita sosial ekonomi daripada rakjat Indonesia,
mengadakan satu masyarakat adil dan makmur;
tetapi juga cintailah kebudayaan bangsa Indonesia sendiri!
Kembalilah kepada kepribadian kita sendiri!
Saudara-saudara, bagi seorang patriot komplet,
jang dinamika Indonesia itu bukan sekedar 3000 pulau jang terserak antara Sabang dan Merauke;
bukan sekedar: ini Sumatra, ini Jawa, in Kalimantan, ini Sulawesi, ini Halmahera,
ini Maluku, ini Irian Barat. Buat seorang patriot komplet,
Indonesia bukan sekedar rangkaian kepulauan jang digambarkan di atas peta,
buat seorang patriot komplet segala hal ini adalah Indonesia.
Bagiku misalnya anak-anakku sekalian, aku mengucapkan syukur kepada Tuhan Jang Maha Esa,
bolehkah saja katakan bahwa saja ini patriot komplet?
Sebab saja cinta kepada kemerdekaan Indonesia, saya cinta kepada masyarakat Sosialis Indonesia,
saya cinta kepada kultur Indonesia, saya cinta kepada seni Indonesia, sehingga ada orang yang berkata: Bung Karno itu segalanya itu seni, seni, artis-artis.
Boleh saya katakan, saya ini adalah patriot komplet.
Bagi saja Indonesia ini bukan sekedar pulau-pulau di atas peta;
bagi saya Indonesia adalah satu totaliteit.
Jikalau aku bediri di Pantai Nyliyep dan aku mendengar lautan Hindia bergelora membanting di Pantai Ngliyep itu, saya tidak lagi mendengarkan lagi air laut dibanting di pantai,
saya mendengarkan sajak, lagu Indonesia.
Jikalau aku melihat sawah-sawah jang menguning-menghijau,
saya tidak melihat lagi batang-batang padi jang menguning menghijau,
saya melihat Indonesia Jikalau aku melihat gunung-gunung,
Gunung Semeru, Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Kelabat, gunung jang lain lain, membiru menjulang ke langit, aku tidak hanja melihat gunung-gunung,
aku melihat Indonesia. Jikalau aku mendengarkan lagu-lagu jang merdu dari Batak, bukan lagi lagu Batak jang kudengarkan, aku mendengarkan Indonesia.
Jikalau aku mendengarkan Indonesia. Jikalau saya mendengarkan Pangkur Palaran,
bukan Pangkur Palaran jang saja dengarkan, saya mendengarkan Indonesia.
Jikalau saya mendengarkan lagu Olesio dari Maluku, bukan lagi saya mendengarkan lagu Olesio, saya mendengarkan Indonesia. Lebih daripada itu, jikalau saya mendengarkan burung perkutut menyanyi di pohon di tiup oleh angina sepoi-sepoi, saya bukan mendengarkan burung perkutut, tetapi saja mendengarkan Indonesia. Jikalau saya menghirup udara ini, saya tidak lagi menghirup udara, tetapi saya menghirup Indonesia.
Ya, segala hal di sekeliling saya ini, ya buminya, ya pohonanya, ya gunungnya, ya langitnya,
ya awannya, ya, jikalau aku melihat awan berarak, sebab ini awan adalah lain macam daripada awan yang saya lihat di Eropa, apalagi di Eropa bagian Utara, awannya mega putih yang berarak tidak seperti di sini, jikalau aku melihat mega putih berarak di langit, aku tidak lagi melihat mega putih, aku melihat Indonesia.
Sebagai tadi kukatakan, segala ini adalah Indonesia bagiku. Ini adalah satu totaliteit.
Maka oleh karena itu aku berkata dengan mengucap syukur kepada Tuhan Jang Maha Esa:
saya boleh mengatakan aku ini patriot komplet.
Dan mengajak kepada semua pemuda dan pemudi:
“Jadilah patriot komplet; janganlah sekedar patriot politik saja.”
Soekarno, Surabaja, 28 oktober 1959
Download in here
Firman Tuhan inilah Gitaku
Baca Manipol, baca semua pidato-pidato saya yang dulu,
dan benang-merah yang menjelujuri semua pidato-pidato saya
itu ialah: perdjoangan, perdjoangan, sekali lagi perdjoangan,
dan bahwa Revolusi adalah perdjoangan.
“Innallaha la yu ghoyiru ma bikaumin, hatta yu ghoriyu ma biamfusihim”.
“Tuhan tidak merubah nasibnya sesuatu bangsa sebelum bangsa itu merubah nasibnja sendiri”.
Soekarno, Tavip 1964
Download in here
President Soekarno Addressing May Day Rally
Original caption: 5/7/1965-Djakarta, Indonesia.
President Soekarno of Indonesia addresses a mass May Day rally in the Sports Hall Building.
Date Photographed: May 7, 1965
Pidato Soekarno Berjudul Makna Tauhid
Download in here
Apa sebab saya gembira?
Marhaenisme adalah cara perjuangan yang revolusioner sesuai dengan watak kaum Marhaen pada umumnya.
Marhaenisme adalah dus asas dan cara perjuangan “tegelijk”, menuju kepada hilangnya kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme.
Secara positif, maka Marhaenisme saya namakan juga sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi; karena nasionalismenya kaum Marhaen adalah nasionalisme yang sosial bewust dan karena demokrasinya kaum Marhaen adalah demokrasi yang social bewust pula.
Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu?
Yang saya namakan Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme.
Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur:
Pertama : Unsur kaum proletar Indonesia (buruh)
Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia, dan
Ketiga : kaum melarat Indonesia yang lain-lain.
Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis? Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa.
Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu, dan
Yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan
Yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.
Pokoknya ialah, bahwa Marhaenis adalah setiap orang yang menjalankan Marhaenisme seperti yang saya jelaskan di atas tadi.Camkan benar-benar!: setiap kaum Marhaenis berjuang untuk kepentingan kaum Marhaen dan bersama-sama kaum Marhaen!
Apa sebab pengertian tentang Marhaenisme, Marhaen dan Marhaenis itu saya kemukakan kepada Konferensi Besar GMNI dewasa ini?
Karena saya tahu, bahwa dewasa ini ada banyak kesimpangsiuran tentang tafsir pengertian kata-kata Marhaenisme, Marhaen dan Marhaenis itu.
Saya harapkan mudah-mudahan kata sambutan saya ini saudara camkan dengan sungguh-sungguh, dan saudara praktikkan sebaik-baiknya, tidak hanya dalam lingkungan dunia kecil mahasiswa, tetapi juga di dunia besar daripada massa Marhaen.
Sebab tanpa massa Marhaen, maka gerakanmu akan menjadi steril!
Karena itu:
Lenyapkan sterilitiet dalam Gerakan Mahasiswa!
Nyalakan terus obor kesetiaan terhadap kaum Marhaen!
Agar semangat Marhaenisme bernyala-nyala murni!
Dan agar yang tidak murni terbakar mati!
Sekian dulu, dan sekali lagi saya ucapkan selamat kepada Konferensi
Besar GMNI, dan mudah-mudahan berhasilLah Konferensi Besar ini.
Jakarta, 17 Februari 1959
PRESIDEN/PANGLIMA TERTINGGI/
PEMIMPIN BESAR REVOLUSI
SUKARNO
Saya dengan hati-hati menggunakan perkataan “nasionalisme”.
Tetapi haraplah diingat.
Tuan ketua, bahwa bagi kami di Asia Afrika nasionalisme
adalah semangat yang muda dan progressief.
Kami tidak menyamakan nasionalisme dengan chauvinisme
dan kami tidak memberi arti kepada nasionalisme,
bahwa bangsa kami lebih tinggi dari pada bangsa-bangsa lain. Tidak.
Bagi kami nasionalisme berarti membangun kembali bangsa-bangsa kami,
nasionalisme berarti usaha untuk memberi kedudukan yang sama pada bangsa kami;
ia berarti hasrat untuk memegang hari kemudian di tangan kami sendiri.
Soekarno dihadapan Kongres Amerika Serikat, 17 Mei 1956
Soekarno's Orations, title:Kemerdekaan tidak menyudahi soal-soal,
kemerdekaan malah membangun soal-soal,
tetapi kemerdekaan juga memberi jalan untuk memecahkan soal-soal itu.
Hanya ketidak-kemerdekaanlah yang tidak memberi jalan untuk memecahkan soal-soal ...
Rumah kita dikepung, rumah kita hendak dihancurkan ....
Bersatulah Bhinneka Tunggal Ika.
Kalau mau dipersatukan, tentulah bersatu pula.
Soekarno, 17 Agustus 1948
Kita memproklamirkan negara ada gampang,
tapi mempertahankan negara, memiliki negara agak sukar.
Barang siapa jang ingin mutiara harus berani terdjun di lautan yang dalam.
Soekarno, 17 Agustus 1946
President Achmad Soekarno Calming down Protesters.
Date Photographed: October 17, 1952
President Soekarno Saying Goodbye to His Daughters
Date Photographed: November 19, 1962