Tanah Air Adalah Amanat Tuhan
Kita berkewajiban membuat senang kepada Tuhan.
Kita berkewajiban untuk tidak membuat murka-Nya.
Kita berkewajiban untuk menjalankan amar makruf nahi munkar,
agar Tuhan bisa menjalankan rahmaniah-Nya dan rahimiah-Nya.
Antara lain terhadap tanah air dan masyarakat ini.
Tuhan meng-gubrakkeun kita di dunia ini, sebagai kukatakan tadi,
zonder kita beramal apa-apa sudah kita diberi tanah air,
diberi tanah yang cantik ini, diberi air yang segar ini,
diberi udara yang segar ini, diberi masyarakat yang kita hidup di antaranya.
Ini pun satu rahmaniah Tuhan. Kita dilahirkan bukan di dalam gua,
kita digubrakkeun bukan di dasar lautan.
Tidak! Kita digubrakkeun di Indonesia dengan pulau-pulaunya yang cantik molek,
dengan natur, alamnya yang begini segar.
Kita tidak dilahirkan di kalangan masyarakat semut atau bebek atau angsa.
Tidak! Kita digubrakkeun di kalangan masyarakat manusia.
Oleh karena itulah maka saya selalu berkata bahwa tanah air dan masyarakat ini adalah amanat Tuhan kepada kita. “Hai manusia, Aku gubrakkeun engkau di atas bumi tanah air ini.
Aku gubrakkeun engkau di antara masyarakat ini.
Inilah amanah-Ku: tanah air yang aku berikan kepadamu masyarakat manusia yang di antaranya Aku gubrakkeun.
Amanah ini engkau harus pelihara, tanah air ini harus engkau pelihara baik-baik, masyarakat ini engkau harus pelihara baik-baik, sehingga kita merasa sebagai satu kewajiban untuk memelihara tanah air ini, untuk memelihara masyarakat ini. Oleh karena itu saya, di dalam pidato-pidato saya, selalu saya tekankan bekerjalah, berjuanglah untuk tanah air ini,
bekerjalah dan berjuanglah untuk masyarakat ini.
Kita berkewajiban membuat senang kepada Tuhan.
Kita berkewajiban untuk tidak membuat murka-Nya.
Kita berkewajiban untuk menjalankan amar makruf nahi munkar,
agar Tuhan bisa menjalankan rahmaniah-Nya dan rahimiah-Nya.
Antara lain terhadap tanah air dan masyarakat ini.
Tuhan meng-gubrakkeun kita di dunia ini, sebagai kukatakan tadi,
zonder kita beramal apa-apa sudah kita diberi tanah air,
diberi tanah yang cantik ini, diberi air yang segar ini,
diberi udara yang segar ini, diberi masyarakat yang kita hidup di antaranya.
Ini pun satu rahmaniah Tuhan. Kita dilahirkan bukan di dalam gua,
kita digubrakkeun bukan di dasar lautan.
Tidak! Kita digubrakkeun di Indonesia dengan pulau-pulaunya yang cantik molek,
dengan natur, alamnya yang begini segar.
Kita tidak dilahirkan di kalangan masyarakat semut atau bebek atau angsa.
Tidak! Kita digubrakkeun di kalangan masyarakat manusia.
Oleh karena itulah maka saya selalu berkata bahwa tanah air dan masyarakat ini adalah amanat Tuhan kepada kita. “Hai manusia, Aku gubrakkeun engkau di atas bumi tanah air ini.
Aku gubrakkeun engkau di antara masyarakat ini.
Inilah amanah-Ku: tanah air yang aku berikan kepadamu masyarakat manusia yang di antaranya Aku gubrakkeun.
Amanah ini engkau harus pelihara, tanah air ini harus engkau pelihara baik-baik, masyarakat ini engkau harus pelihara baik-baik, sehingga kita merasa sebagai satu kewajiban untuk memelihara tanah air ini, untuk memelihara masyarakat ini. Oleh karena itu saya, di dalam pidato-pidato saya, selalu saya tekankan bekerjalah, berjuanglah untuk tanah air ini,
bekerjalah dan berjuanglah untuk masyarakat ini.
Soekarno, Februari 15, 1964, in Baiturrahim Mosque, Jakarta
0 komentar